Mobil Kiat Esemka hasil rakitan
pelajar SMK di Solo yang dirancang menggunakan bahan bakar bensin dapat
diubah agar bisa memakai bahan bakar gas. "Kami telah konsultasi dengan
para ahlinya mengenai mobil Kiat Esemka. Nanti setelah diproduksi
massal, bisa saja yang semula menggunakan bahan bakar bensin terus
diubah menggunakan gas. Ini paling butuh waktu tiga tahun untuk
mengubahnya," kata Wali Kota Surakarta Joko Widodo di Solo, Jumat
(27/1/2012). Produksi massal mobil Kiat Esemka nanti konsepnya tidak dilakukan dengan
padat modal, tetapi padat tenaga kerja dan produk yang dihasilkan harus
sesuai standar. Jadi, untuk komponen-komponen mobil itu, lanjutnya,
bisa dibuat di mana-mana melibatkan ribuan industri kecil menengah dan
pada SMK-SMK yang ada di Tanah Air sehingga modal yang diperlukan dalam
memproduksi massal mobil ini juga tidak besar.
MARJINAL
Komunitas Marjinal lahir tidak lepas dari kondisi masyarakat yang
tertindas. Dan perlu diketahui bahwa Marjinal tidaklah sebuah group band
(walaupun rockstar semuanya he he hee) tetapi Marjinal lebih
mengaktualisasikan dirinya debagai komunitas.
Marjinal juga terkenal sebagai Taring Babi, AFRA (Anti Fasis Anti
Rasis), dan Tempe Quality. Ini mempunyai arti bahwa mereka ingin
menghancurkan system kepakeman yang berlaku sekarang ini.
Marjinal adalah komunitas yang terbuka untuk siapa saja yang ingin
ikut melawan penindasaan dengan acara yang independen, kreatif, dan
adil. Kegiatan Selain bermusik, Marjinal juga
terlibat aktif dalam gerakaan perlawanan terhadap system yang
menghegemoni. Marjinal sering melakukan pengorginisiran dan bekerja sama
dengan komunitas yang lain. Marjinal juga melakukan perlawanan lewat
graffiti, cukil, sablun, emblem, pin, dan rumah komunitas marjinal
selain sebagai 'home base' juga sebagai media pendidikan dan distro. Kontak
a: Jl. Moh Kafi II, Gg Setiabudi No. 39,
Rt.11, Rw.8 Srengsengsawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
12640, Indonesia
t: 021-7270666
e: taringbabi@yahoo.com
MEMAHAMI
pendidikan adalah memahami tentang manusia dengan segala potensi yang
dimilikinya. Bahkan, ukuran baik tidaknya tingkah laku manusia diukur
dari latar belakang pendidikannya.
Inilah
ukuran eksistensi manusia saat ini, mulai dari upaya mencari kerja
sampai melamar wanita maka pertanyaan yang sering muncul adalah tentang
pendidikannya. Oleh karena itu, boleh jadi seseorang telah mendewakan
pendidikan untuk mendapat cita-cita dan ambisi yang diharapkan.
Namun,
apabila proses pendidikan masih mengorientasikan manusia yang
mendiaminya pada kecerdasan kognitif belaka dan nilai angka yang utama
maka tidak heran apabila kita menemukan lulusan yang siap kerja tapi
tidak bisa berkarya. Siap dipekerjakan tapi tidak mau mempekerjakan dan
siap mengejar prestasi tapi tidak bisa beradaptasi.
Pendidikan
karakter yang diharapkan sebagai jurus ampuh untuk menangani
ketimpangan seperti ini akhirnya kesulitan untuk memainkan peran dan
fungsinya. Bagaimana pendidikan karakter bisa terlaksana apabila sistem
pendidikan sendiri ternyata harus diberikan pendidikan karakter terlebih
dahulu.
Oleh
karena itu, sistem pendidikan sejatinya harus cocok dengan program
pendidikan karakter itu sendiri. Pertama, koneksitas sistem pendidikan
dengan pendidikan karakter. Munculnya gagasan pendidikan karakter ini
sebagai respons dari gagalnya proses pendidikan yang menghasilkan
manusia-manusia yang bermoral sesuai dengan kepribadian bangsa dan
agama.
Sistem rem anti terkunci atau anti-lock braking sistem (ABS)
merupakan sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras.
Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras
sehingga salah sebagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih
melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika
sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston
rem untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda
berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15
kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak
pengereman makin efektif
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS. Namun
jauh sebelum ABS ditemukan para pembalap telah menerapkan prinsif
kerja rem ABS secara manual. Para pembalap biasanya melakukan
pengereman dari kecepatan tinggi dengan cara menekan pedal rem secara
bertahap, dalam reflek tinggi dan bobot tekanan yang berbeda-beda.
Pengemudi awam kerap memahami metode ini dengan melakukan tindakan
“mengocok” rem. Namun hampir sebagian besar dari mereka salah
menerapkannya. Alhasil, tak ada manfaat dari tindakannya itu.
Mobil kerap membawa masalah sosial. Polusi udara merupakan
residu dari teknologi mobil yang perlahan bisa mengganggu kesehatan keluarga di
Indonesia. Hati-hati, kota besar di Indonesia seperti Jakarta pernah menjadi
“juara ketiga” sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia!! Dan
emisi gas buang kendaraan macam mobil menjadi penyumbang terbesar.
Namun lahirnya teknologi mobil
hybrid – yang menggabungkan sistem pemakaian listrik dan bahan bakar – bisa
menjadi dewa penyelamat paru-paru kita dan keluarga. Penyusupan tenaga listrik
tentu saja berimbas pada penggunakan bahan bakar yang lebih irit sehingga
menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih kecil.
Para produsen mobil kadang masih
menemui kendala untuk menjadikan mobil hybrid sebagai mobil keluarga ideal yang
terbaik. Mobil hybrid sering terpuruk pada masalah kemampuan dan penampilan.
Nggak gesit, nggak nyaman dikendarai dan bentuknya yang aneh!
Hal inilah yang coba dijawab oleh
produsen mobil Toyota dengan mengeluarkan mobil hybrid ramah lingkungan bernama
Prius : sebuah mobil sedan yang maskulin, bandel dan nyaman. Berdasarkan siklus
uji terbaru JC08 dari MLIT, mobil Prius memiliki efisiensi bahan bakar 32,6
km/liter dengan emisi C02 71 g/km. Ini berarti New Prius sudah memenuhi standar
nasional Jepang 2015. Emisi nitrogen oksida dan hidrokarbon nonmetana juga
turun, hingga level 75% di bawah standar 2005 berdasarkan sistem MLIT yang
merupakan standar paling ketat di Jepang saat ini untuk emisi gas buang
kendaraan terutama mobil.
Mobil yang dipasarkan di Indonesia
sejak tahun 2009 ini memang bisa menjadi “dokter” penyelamat kesehatan kita dan
keluarga. Dengan menggunakan mobil hybrid macam Prius, kita sudah mulai
menabung untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Untuk keluarga
kita, anak-anak kita. Untuk masa depan Indonesia yang lebih baik
Sudah selayaknya, mobil hybrid macam
Prius menjadi pilihan utama bagi keluarga Indonesia. Mobil yang sporty dan
tidak membahayakan kesehatan keluarga kita.